SEMPAT MERASA SALAH JURUSAN DI PERKULIAHAN

by - September 12, 2020


Merasa salah jurusan di perkuliahan adalah kata-kata yang sering kita dengar. Sebelum masuk kuliah, aku berpikir hal itu nggak akan terjadi ke aku. Ketika aku memilih jurusanku saat ini, aku merasa yakin. Tapi setelah kuliah, sejak semester awal aku mulai merasakan hal itu. Ciri awalnya, aku ngerasa nggak nyaman dan ingin pindah jurusan. Walaupun begitu, aku selalu berusaha untuk semangat ketika akan masuk ke gedung dalam foto di atas. Hihihi, kangen!

Menurut sebagian besar teman-temanku, pelajaran di teknik kimia itu sulit. Kalau ada yang berpikir bahwa teknik kimia cenderung mempelajari kimia, itu salah ya. Teknik kimia memiliki banyak mata kuliah yang berbau matematika dan fisika. Untuk itu, mau nggak mau kita harus bisa dan suka sama matematika dan fisika. Tapi sebenarnya nggak sesulit yang dibayangkan, karena banyak juga loh temen-temen aku yang nilainya selalu baik dan bisa mudah memahami materi perkuliahan. Oh ya buat kalian yang penasaran dan mau kepo soal pelajaran teknik kimia, bisa klik disini yaaa.

Awal ceritaku 
Sebelumnya, aku mau cerita gimana awalnya bisa merasa salah jurusan. Ketika semester awal, banyak banget pelajaran yang buat aku nggak paham. Aku berusaha untuk memperhatikan dosen ketika jam kuliah, tapi tetap saja nggak bisa paham sepenuhnya. Padahal kata kebanyakan kakak tingkat, pelajaran semester 1 dan 2 itu masih seperti belajar anak IPA SMA. Tapi nilai aku jatuh banget, dan benar-benar down saat itu. 

Masuk ke semester 3, pelajaran semakin sulit. Kata dosen dan kakak tingkat, semester tiga adalah gerbang menuju pelajaran-pelajaran inti di teknik kimia. Mereka benar, dan aku masih saja belum ada kemajuan. Nilai IP aku dari semester 2 ke 3 naik, tapi sangat sedikit. Ketika melihat KHS di akhir semester tiga aku nggak mau down lagi, tapi lebih mencoba buat 'pasrah'. 

Mulai ingin berubah
Bukan hal yang jarang kalau dengar mahasiswa berencana ingin berubah menjadi lebih baik setiap awal semester. Karena aku pun begitu di awal semester 4, tapi kali ini aku ingin sungguh-sungguh. Aku mengawali dengan selalu duduk di depan saat pelajaran di kelas. Benar kata Aini, teman sebangkuku, kalau kita akan bisa lebih fokus dengan pelajaran ketika duduk paling depan. Sayangnya, beberapa minggu setelah perkuliahan semester 4 terjadi pandemi Covid-19 dan pembelajaran dilakukan secara daring. 

Mulai paham penyebabnya
Separuh lebih semester 4 ku jalani secara daring. Ada suatu perbedaan yang menurutku sangat berbeda ketika luring dan daring, yaitu waktu luang. Saat perkuliahan sebelum masa pandemi, aku merasa terlalu sering memprioritaskan hal lain diluar perkuliahanku seperti kegiatan organisasi, main, dan bersantai. Selesai kegiatan organisasi, aku lebih memilih bersantai daripada belajar atau mengerjakan tugas kuliahku. And yup! pesalahan pertama yang kutemui adalah aku beum bisa mengatur waktuku untuk memprioritaskan sesuatu yang lebih penting. Kesalahan kedua, aku sangat jarang latihan soal. Kesalahan ketiga, menjelang ujian sering menggunakan sistem SKS. 

Kesalahan pertama muncul karena dari dalam diriku belum terbiasa menghadapi dua hal berbeda yang cukup menguras waktu, yaitu kuliah dan organisasi. Sebelumnya, aku belum pernah mengikuti organisasi apapun sehingga ketika SMA aku hanya fokus untuk belajar saja. Terkadang ikut kegiatan lomba, tapi tidak begitu menguras waktu dan hanya berlangsung dalam jangka waktu yang sebentar.

Kesalahan kedua dan ketiga terjadi sebagai akibat dari kesalahan pertamaku. Sama halnya dengan ujian, tugas-tugas juga sering aku kerjakan mendekati waktu pengumpulan. Padahal, tugas adalah salah satu sarana untuk berlatih dan belajar. Karena nggak jarang juga loh soal-soal ujian muncul dari tugas-tugas yang pernah diberikan dosen. 

Beradaptasi
Nggak ingin berhenti di titik 'pasrah', aku pelan-pelan mencoba beradaptasi. Waktu luang saat daring ini aku manfaatkan untuk mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Selain itu, aku juga mencoba tertarik dengan chemical engineering text book dengan mempelajari perlahan saat mengerjakan tugas. Belajar sendiri rasanya nggak bakal cukup di teknik kima, sehingga butuh teman-teman dekat untuk menjadi support system perkuliahanku walau kadang curhat-curhat juga. Sending virtual hug to you guys, thank you so much!

Semester 4 kemarin memberi pelajaran buatku, kalau belajar dan rajin latihan soal adalah kunci bertahan di perkuliahan ini. By the way, what I said before nggak berarti bahwa aku sudah sepenuhnya bisa paham dengan pelajaran teknik kimia. Aku masih belajar dan berusaha untuk itu. 

Mengenal teknik kimia lebih dalam
Tak kenal maka tak sayang adalah suatu pesan yang benar nyata. Mencoba mengenal lebih dalam  tentang teknik kimia membuatku menjadi takjub dan bersyukur. Sejauh ini, mempelajari alat-alat pada industri kimia dan proses didalamnya adalah satu yang membuatku jatuh cinta. Sampai saat ini, tranportasi fluida masih menjadi mata kuliah favoritku. Kalau berbicara soal masa depan, mungkin akan menjadi sangat bangga ketika menjadi 'process engineer' yang mampu mendesain dan memantau proses dalam industri dengan baik. Rasanya nggak sabar untuk melaksanakan penelitian dan kerja praktek di industri yang aku inginkan. 

Bagi yang merasa salah jurusan, terus semangat ya. Setiap jurusan pasti punya hal-hal menakjubkan yang mungkin belum ditemukan. Tugas kita adalah terus belajar dan menemukan suatu hal yang bisa membuat kita sangat bersyukur. Aku harap kalian kalian bisa cepat menemukan hal menakjubkan itu ya.

Kalau ditanya apakah aku masih merasa salah jurusan? Jawabannya adalah iya. Namun, nggak ada pilihan lain selain terus berusaha kan? Jadi doakan yaa teman-teman agar aku bisa menjadi lebih baik untuk semester ini dan seterusnya. Yuk kita sama-sama berusaha. Salam semangat dari mahasiswa teknik semester 5!

*Bonus pict - one day as college student in pandemic era :)
With Love, Tara. 

You May Also Like

0 komentar

Hello, with my pleasure if you leave comments :)