HUJAN & SERANG

by - Juni 13, 2023


Akhirnya, setelah menunggu hujan sekian lama, malam ini hujan menyelimuti kota ini. Walau Surakarta masih menjadi pemenang sebagai kota tersyahdu karena petrichor-nya, ternyata Serang juga tidak begitu buruk saat hujan seperti ini. Ditambah secangkir teh dingin yang telah kuseduh 2 jam laluyang kini tidak menjadi teh hangat lagi, lalu disempurnakan oleh alunan lagu-lagu Soegi Bornean yang selalu sopan masuk ke telinga. Rasanya, tidak ingin kembali ke pagi hari. Ingin menjalani sepanjang malam seperti ini saja. Setenang ini saja.

Tiba-tiba aku ingin menulis yang terlintas dipikiranku. Tentang apa yang terjadi 6 bulan terakhir membuatku mengerti, bahwa kita akan selalu menemukan hal baru untuk dipelajari setiap satu hari berganti. Dunia terkadang cukup kejam untuk orang-orang yang hanya ingin merasakan sedih berlarut, yang tanpa sadar bahwa rasa 'sedih' merupakan salah satu bekal kekuatan untuk menghadapi sejuta kesedihan lainnya. Sampai-sampai yang tersisa nantinya hanyalah rasa kebal atau bahkan 'tidak peduli'. 

Pelajaran terakhir juga yang ingin kukatakan, kita hanya perlu menjadi buta dan tulipun mati rasa untuk hal-hal yang membuat kita gundah. Belajar untuk tidak mengetahui, untuk tidak mendengar, untuk tidak mencoba mengerti. Belajarlah egois. 

Bukankah memang begitu cara kerja hubungan antar sesama? Baik dengan yang baik, apatis dengan yang menyakiti. Se-simple itu. Tidak perlu diambil pusing yang berlarut.

"Pergilah, pergilah menuju tempat yang kamu yakini kamu akan bahagia. Menjauhlah, menjauhlah dari segala hal yang membuatmu merasa kehadiranmu tidak berarti lagi."Unknown.

By the way, di suasana syahdu seperti ini, aku sedang memutar lagu ini berulang kali.

Kala
by Soegi Bornean

"Dan kutahu pasti
Jejakku kan selalu indah
Sampai di hari kau raih tanganku
Yang meraba di antara ilalang
Dan langit yang beradu kala itu
Mencumbu suasana menantikan senja.."

With love, Tara.

You May Also Like

0 komentar

Hello, with my pleasure if you leave comments :)