gmail Linkedin twitter instagram
  • Home
  • About
  • Contact

nabilatara

a little piece of my lovely journey♡


Sunyi, namun tak sepi

Bersamaan dengan gaung hati yang tak karuan,
Pikiran yang kerap berantakan,
Hati yang tak henti gundah mengatakan,
"Aku lelah. Sehari saja ingin tak memikirkan"

Sebab apakah hari-hari selalu terasa buruk,
Oleh setiap kicau kepala yang kian menusuk,

Atau sebab alunan semesta yang berisik
Hingga hati tak kuat menahan usik, kian terbelah membentuk keping yang tercabik-cabik


With love
, Tara.

November 11, 2023 No komentar

Memasuki awal Oktober, berarti sudah hampir merantau ke ujung pulau Jawa mendekati satu tahun. Bisa memiliki perjalanan sejauh ini dahulu hanya sebatas perandaian. Sebab mengira bahwa mengunjungi daerah sekitar dan pusat ibukota mungkin hanya sebatas destinasi jalan-jalan, tidak sampai kerja atau bahkan mungkin menetap dalam kurun waktu yang lama. 

Dibalik proses adaptasi yang cukup lama—yang bahkan hingga saat ini, sepertinya aku sudah menemukan salah satu alasan mengapa ditakdirkan kerja di Banten. Sebab dulu aku sempat berdoa pada Allah, aku ingin suatu saat bisa melihat gedung-gedung tinggi dengan gemerlap lampu menghiasi ibukota, dan Allah mengabulkan salah satu mimpiku melalui pekerjaanku saat ini.

Terkadang, apa yang berhadapan dengan kita saat ini merupakan jawaban dari doa yang sempat bergumam dalam hati sejenak maupun kerap terucap berulang. Terkadang, kita tidak perlu mencari banyak alasan mengapa harus menjalani hidup seperti ini—mengapa harus menjalani hidup seperti itu. Karena bisa jadi, Allah ingin melihat kita tersenyum saat mengingat Ia telah mewujudkan impian sederhana kita dimasa lalu, yang bahkan sudah terlupakan dan terlewati bertahun-tahun.

With love, Tara.
Oktober 04, 2023 No komentar

Sudah sejak 2 bulan sejak kepergian orang tersayang dihidupku. Setelah ditinggalkan eyang putri awal tahun 2022 lalu, eyang kakung ikut menyusul pulang diawal Agustus tahun ini. Saat momen ditinggalkan eyang putri dan eyang kakung, aku memiliki penyesalan yang sama—tidak berada disisi mereka di waktu-waktu terakhir sebelum pergi untuk selamanya. 

6 tahun menjadi anak 'tunggal' mereka saat aku merantau ke Malang di momentum sekolah menengah pertama dan menengah atas membuatku bersyukur, bahwa selain Ayah dan Bunda aku memiliki sepasang orang tua lainnya yang juga sangat menyayangiku. Walau tidak banyak yang bisa kulakukan untuk membahagiakan mereka di masa-masa itu—yang bahkan cenderung bandel dan sulit diatur, mereka tetap sabar mendidik dan merawatku seperti anak kandung mereka sendiri. Andaikan bisa melawan waktu, aku ingin mengulang '6 tahunku' bersama mereka dalam kondisi lebih dewasa dari sekedar remaja ABG belasan tahun. 

Ada suatu momen yang cukup berkesan ketika rok seragam sekolahku robek dan perlu dijahit. Dulu aku cukup suka berkreasi dengan kegiatan memanfaatkan jarum & benang menjadi kristik ataupun rajutan, sehingga untuk menjahit rok yang hanya robek sedikit saja aku berpikir bisa melakukannya sendiri. Namun karena ternyata kesusahan sendiri, eyang putri akhirnya tau sendiri dan memarahiku karena menjahit manual dan enggan meminta pertolongan beliau. 

Begitulah, terkadang cara eyang menyayangi cucunya berlebihan untuk suatu masalah yang sederhana. Mereka menganggap cucunya masih sama seperti bayi kecil yang sangat perlu dilindungi, padahal sudah cukup umur untuk tidak dikhawatirkan setinggi itu. 

Dear eyang putri dan eyang kakung, 
Selamat beristirahat. Terima kasih atas banyak kenangan membahagiakan selama hidup di dunia. Tara akan selalu mendoakan eyang.

With love, Tara.

Oktober 02, 2023 No komentar

Bukan, kali ini bukan asmara
Atau antologi rasa yang berhimpun tanpa suara
Ini adalah cerita tentang kau, aku, biru samudera
juga harmoni mesin kereta
yang larut bagai natrium hidroksida dalam sebuah bening kaca
 
Kau sempat bertanya,
“Bagaimana bila bumi tak berpihak pada keinginan diri, sebab masa adalah kawan yang tak selalu setia?”
Tak sempat menjawab, diri melangkah tuk berdiam menatap laut lepas
Sedang pena terus menari di ambang bulir putih yang basah
Membentuk wajahku, melukis tawaku

Kali ini, lukisan itu bergaung lantang
Meski badai hujan tak kunjung padam sejak Senin malam
Berkata,
“Bumi adalah secawan madu yang bertabur cokelat Belgia dan kau adalah semut merah yang mencari harum aromanya. Kejarlah.”
 
dan aku tahu
Bukan bumi yang kunanti
Bukan masa yang tak tahu diri
 
Tapi kau yang kutunggu
‘Tuk kekal bersama menembus butir-butir waktu

With love, Tara.
September 12, 2023 No komentar

Selamat ulang tahun Tara! Selamat ulang tahun yang ke-23!

Bertambahnya usia terkadang bisa menjadi sebuah pertanda—bahwa sudah saatnya kita melakukan refleksi terhadap masa-masa lalu. Bukan berarti tak ingin beranjak menuju masa depan, tapi untuk melihat, apakah dari waktu ke waktu menjadi semakin baik? apakah sama saja? atau bahkan mengalami kemunduran? Tapi sudahlah, aku tidak ingin menulis tentang itu sekarang. Aku ingin nostalgia tentang yang menyenangkan saja saat ini.

Dari jauh-jauh hari lalu sebenarnya aku ingin membeli kue ulang tahun cantik bertuliskan "Happy Birthday, dear Tara" serta lilin-lilin kecil yang mengelilingi pinggir kuenya. Ditambah buket bunga mawar merah muda yang diikat pita putih dan bertabur kertas kerlap kelip. Tapi saat menjelang hari ulang tahunku, tak sempat juga menyiapkan itu semua. Mungkin di waktu lain dalam dekat-dekat ini akan aku coba lagi untuk mempersiapkannya. Semoga ada waktu, semoga ada kesempatan.

Pesan untuk diriku sendiri
Kurangi bengong nggak jelas, banyakin main! Kalau bingung mau ngapain, jalan-jalan aja ya? Banyakin bahagiain diri sendiri, banyakin nonton konser, banyakin beli barang-barang yang kamu suka. Pergi ke tempat kemanapun kamu mau, jangan pernah takut. 

Kalau ditulis lanjut, 1000 kata-pun sepertinya nggak akan mampu menggambarkan sejuta keinginanku di masa-masa sekarang. Tapi dari semua narasi sebelumnya, ada dua hal yang sangat ingin aku dapatkan. Aku ingin bisa merasa 'cukup' dan 'bebas'.

Aku ingin bisa lebih mengerti caranya bersyukur, hingga semua hal yang aku miliki sudah cukup membuatku bahagia setiap harinya. Karena terkadang, kita terlalu fokus berusaha mengejar sesuatu yang belum kita miliki, sampai kita mengabaikan apa yang bersama kita sekarang.

Namun aku juga ingin merasa bebas. Aku ingin berada di tempat dimana aku bisa bebas mengekspresikan diriku menjadi lebih berkembang dan baik. Aku ingin bisa bebas pergi kemanapun aku pergi, aku ingin bisa bebas melakukan apapun yang aku mau. Aku ingin bisa bebas menjadi 'diriku sendiri'.

Karena sebelumnya, aku merasa sedang redup. Sedang menghabiskan waktu bersembunyi dibalik topeng yang membatasiku melakukan banyak hal. Sedang nyaman untuk berdiam diri saja tanpa berjuang menjadi lebih baik seperti semestinya. 

Semoga hari-hari, dan tahun-tahun setelah ini menjadi lebih baik untuk Tara. Semoga selalu merasa bahagia.

With love, Tara.
Juli 20, 2023 No komentar

Akhirnya, setelah menunggu hujan sekian lama, malam ini hujan menyelimuti kota ini. Walau Surakarta masih menjadi pemenang sebagai kota tersyahdu karena petrichor-nya, ternyata Serang juga tidak begitu buruk saat hujan seperti ini. Ditambah secangkir teh dingin yang telah kuseduh 2 jam lalu—yang kini tidak menjadi teh hangat lagi, lalu disempurnakan oleh alunan lagu-lagu Soegi Bornean yang selalu sopan masuk ke telinga. Rasanya, tidak ingin kembali ke pagi hari. Ingin menjalani sepanjang malam seperti ini saja. Setenang ini saja.

Tiba-tiba aku ingin menulis yang terlintas dipikiranku. Tentang apa yang terjadi 6 bulan terakhir membuatku mengerti, bahwa kita akan selalu menemukan hal baru untuk dipelajari setiap satu hari berganti. Dunia terkadang cukup kejam untuk orang-orang yang hanya ingin merasakan sedih berlarut, yang tanpa sadar bahwa rasa 'sedih' merupakan salah satu bekal kekuatan untuk menghadapi sejuta kesedihan lainnya. Sampai-sampai yang tersisa nantinya hanyalah rasa kebal atau bahkan 'tidak peduli'. 

Pelajaran terakhir juga yang ingin kukatakan, kita hanya perlu menjadi buta dan tuli—pun mati rasa untuk hal-hal yang membuat kita gundah. Belajar untuk tidak mengetahui, untuk tidak mendengar, untuk tidak mencoba mengerti. Belajarlah egois. 

Bukankah memang begitu cara kerja hubungan antar sesama? Baik dengan yang baik, apatis dengan yang menyakiti. Se-simple itu. Tidak perlu diambil pusing yang berlarut.

"Pergilah, pergilah menuju tempat yang kamu yakini kamu akan bahagia. Menjauhlah, menjauhlah dari segala hal yang membuatmu merasa kehadiranmu tidak berarti lagi."—Unknown.

By the way, di suasana syahdu seperti ini, aku sedang memutar lagu ini berulang kali.

Kala
by Soegi Bornean

"Dan kutahu pasti
Jejakku kan selalu indah
Sampai di hari kau raih tanganku
Yang meraba di antara ilalang
Dan langit yang beradu kala itu
Mencumbu suasana menantikan senja.."

With love, Tara.
Juni 13, 2023 No komentar

Hai, sudah lama tidak kembali disini sejak 4 bulan lalu. Apa kabar?

Sepertinya, pertanyaan itu sepantasnya kutanyakan pada diri sendiri. Setelah sekian lama membuang-buang waktu mengurus hal yang tidak penting, aku ingin kembali mengurus diriku sendiri yang selalu bisa menemukan kebahagiaan seperti dulu. Sesederhana membuat mie rebus telur dengan teh hangat sambil menonton serial drama. Sesederhana jalan-jalan di tengah kota seusai derasnya hujan kala petang. 

Satu hal yang membuatku sadar. Ternyata, pindah ke tempat berbeda bisa membuat hal-hal sederhana itu mungkin tidak terwujud lagi. 

Iya, kali ini aku rindu dengan diriku sendiri. Sudah berbulan-bulan kehilangan diri sendiri—yang bahkan untuk sekedar menemukan kebahagian sederhana pun tidak mampu. 

Rasanya seperti ada yang hilang, rasanya seperti ada yang usang. 
Tapi semoga, semua ini hanya sementara. Semoga segera bisa menemukan diriku lagi.

With love, Tara.
Juni 09, 2023 No komentar

Seusai menyelesaikan studi sarjana di Juli 2022 lalu, aku memutuskan untuk kembali ke rumah. Memulai hari-hari tanpa ada lagi aturan dan tujuan, hingga pagi bertemu pagi masih saja tidak ada perkembangan. Hari-hari itu terjadi berbulan-bulan lamanya, sampai bertemu kesempatan bisa keluar dari rumah untuk merantau kembali. Pada pertengahan Desember 2022, perjalanan baruku dimulai.

Awal Ceritaku
Kali ini aku merantau ke Serang, Provinsi Banten. Aku merantau untuk memulai karir pertamaku di sebuah industri padat karya. Suatu industri dengan bidang yang jauh berbeda dengan latar belakang pendidikanku. Belajar dari awal, belajar dari 0 lagi. Belajar untuk bisa cepat paham dan mengerti. Dan, belajar untuk menjadi dewasa yang sebenar-benarnya. Namun dibalik tantangan itu, aku menyimpan berjuta rasa syukur atas kesempatan ini.

Aku sangat percaya bahwa apa yang digariskan pada hidup kita adalah bentuk petunjuk terbaik dari-Nya. Setelah apa yang kualami 2 bulan terakhir, bertemu dengan orang baru yang lebih beragam, bertemu dengan rutinitas baru yang lebih mengikat, bersinggah di tempat baru yang berbeda dari suasana sebelumnya. Oh ya bicara soal tempat, kali ini aku tinggal di mess yang disediakan perusahaan. Aku tinggal di lingkup wilayah industri. Dimana kalau ingin keluar, harus melewati banyak gedung-gedung kantor dan pabrik untuk sampai ke jalan raya. Dan yang lebih menarik lagi, di dalam wilayah industri ini terdapat larangan menggunakan kendaraan bermotor. Jadi hanya ada 2 pilihan, jalan kaki atau naik sepeda pancal. 

Berbeda dengan sekolah dan kuliah sebelumnya, saat bekerja ini aku mulai belajar untuk lebih aware memperdulikan diri. Setiap pagi ketika akan berangkat kerja, aku membiasakan diriku untuk menyiapkan sarapan. Walaupun sesederhana roti dan teh hangat. Malam sebelumnya, aku juga menyiapkan pakaian yang akan kugunakan untuk keesokan hari, termasuk barang-barang yang akan kubawa dalam tas. Aku juga memaksa diriku untuk selalu istirahat cukup. Pelan-pelan aku sadar, bahwa diri kita merupakan tanggung jawab kita sendiri. Sebab terkadang orang hanya fokus pada kesibukan, sampai lupa ada tubuh yang harus dijaga benar-benar.

Hal yang paling aku sukai adalah bertemu dengan staf-staf lain saat jam kerja. Karena kebanyakan seumuran dan sama-sama fresh graduate, rasanya seperti berada di lingkungan perkuliahan lagi. Tanpa disadari percakapan-percakapan ringan "Kok kamu berangkatnya siang?", "Aku laper banget belum sarapan", atau "Aku tadi malem baru tidur jam 1" sebelum meeting pagi membuat suasana rapat jadi nggak semenegangkan itu. Beberapa waktu saat harus ke line produksi dan bertemu staf lain, yang awalnya membahas tentang produksi berlanjut kenalan untuk menambah relasi. Hal-hal kecil yang kualami di masa awal kerja ini menunjukkan, bahwa dunia kerja bisa menyenangkan kalau kita senang menjalanai dan memaknai setiap kejadian sederhana didalamnya.


Suatu ilmu baru yang cukup berkesan adalah bersikap profesional. Di dunia pekerjaan, aku jadi belajar untuk tidak membawa-bawa perubahaan mood saat bekerja. Aku belajar mengesampingkan urusan pribadi dan lainnya saat jam kerja. Sebab apapun yang terjadi, selalu berusaha tenang dan membawa energi positif adalah suatu keharusan. Memang tidak ada modul tertulis tentang hal ini, tapi aku melihat sebagai keharusan saat mengamati lingkungan dan rekan-rekan kerjaku.

Sebagai pemula di dunia kerja, aku masih belum memiliki banyak cerita. Semua berjalan baik-baik saja, dan aku berharap aku terus baik-baik saja kedepannya. Namun ada satu hal yang terkadang membuatku berpikir, apakah pekerjaan yang kujalani sekarang benar-benar sesuai yang aku impikan?

Walau aku belum mengerti jawabannya, aku berusaha menikmati perjalanan baruku disini. Sebenarnya, ada suatu pertanyaan yang membuatku memilih perjalanan ini 'Bukankah sepanjang perjalanan hidup ini adalah perihal belajar? dan selama apa yang dipelajari itu baik dan bermanfaat, mengapa harus dilewatkan?'.

With love, Tara.
Februari 05, 2023 2 komentar

Sepotong roti tak lagi bersanding dengan embun pagi, ia tumbuh di antara tulip biru yang gugur
Harumnya tak lagi menyatu dengan kopi, ia bertabur di antara bulir salju musim dingin

Serupa,
Rasamu tak lagi sama.
 
Apa kau sadar,
Dalam setiap dentum waktu, aku mengapung di antara gelombang air yang tenang
Kadang tenggelam, kadang kau tenggelamkan
Tapi bolehkah aku senang? 
Sebab bersama ikan-ikan, aku menari dengan elok suaramu
 
Apa kau sadar
Dalam naungan elegi paceklik, aku melamun di atas daun-daun kelor yang tebal
Sempat terjatuh, pun kau buat terpuruk
Tapi bolehkah aku senang? 
Sebab bersama akar-akar, aku berkilau dengan sorot mercusuar—yang kau bangun tinggi menjulang
 
Apa kau sadar?
Dalam seratus kilometer diri melaju, aku melompat diantara gili-gili laut 
Sesekali berlayar, bermetamorfosa menjadi nelayan Tanjung Perak
Tapi bolehkah aku memanggilmu, ‘tuk duduk disampingku sembari menyantap roti maryam?
 
Atau bila kau mau,
Aku akan membawamu mengarungi bumi hingga hatimu berlabuh. 

With love, Tara.
Februari 05, 2023 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About

Hi, welcome to my diary :)

Label

  • Academic
  • Personal
  • Puisi
  • Random
  • Review
  • Travelling

Popular Post

  • REVIEW BEDAK DINGIN BERASTAGI ASTAGINA (MY LOVELY PUBERTY-MATE)
  • JALAN-JALAN KE TAMAN SARI YOGYAKARTA
  • MENGENAL KHASIAT MINYAK WULUNG
  • JALAN-JALAN KE ICON KOTA SELONG LOMBOK TIMUR
  • WHAT'S IN MY CAMPUS BAG? (ENGINEERING STUDENT)
  • THE BEST THING IN 2024
  • THINGS I LEARNED AFTER 2+ YEARS GRADUATION
  • ANOTHER DAY IN BANDUNG: KULINER & WISATA SEJARAH
  • SHORT TRIP IN BANDUNG, FINALLY KE KOTA IMPIAN MASA KECIL
  • REVIEW Nu Skin ageLOC GALVANIC SPA (PERAWATAN DI RUMAH ALA KLINIK)

Archive

  • ►  2025 (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2024 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ▼  2023 (9)
    • ▼  November (1)
      • PUISI: DIANTARA KESUNYIAN
    • ►  Oktober (2)
      • SEINDAH KEMILAU LANGIT JAKARTA
      • SENJA DI PELUPUK KOTA MALANG
    • ►  September (1)
      • PUISI: SAJAK DARI BULAN SEPTEMBER
    • ►  Juli (1)
      • 23, SELAMAT ULANG TAHUN!
    • ►  Juni (2)
      • HUJAN & SERANG
      • DIAWAL BULAN JUNI
    • ►  Februari (2)
      • WELCOME, 2023
      • PUISI: APA KAU SADAR
  • ►  2022 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (30)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (9)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (3)

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

Follow Us

Community



FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates