gmail Linkedin twitter instagram
  • Home
  • About
  • Contact

nabilatara

a little piece of my lovely journey♡


Salah satu tujuan yang pasti dimiliki seorang wisatawan adalah kuliner. Sama halnya dengan daerah lain, Kota Yogyakarta juga punya objek kuliner yang sudah pasti nggak mengecewakan. Objek menarik itu bernama Sate Ratu, terletak sekitar 7 km dari pusat kota. Walau lumayan jauh dari tempat kunjungan sebelumnya, sama sekali nggak nyesel memutuskan makan siang di kedai ini.

Lokasi & Waktu Buka

Lokasi: Jl. Sidomukti, Tiyosan, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
Waktu Buka: Senin - Sabtu (11.00 - 21.00 WIB)

Pelayanan
Service yang diberikan ke konsumen adalah hal yang paling aku kagumi dari tempat kuliner favorit ini. Ketika awal masuk ke dalam kedai, pelayan dengan sangat ramah memberikan intruksi jika ingin mengambil minuman instan yang disediakan di lemari dingin. Setelah mengambil air mineral, kami diantar menuju tempat duduk yang disarankan mereka. Saat sudah duduk dengan proper, pelayan lainnya menghampiri meja kami untuk mendata pesanan yang diinginkan. 

Karena sangat tertarik dengan sate merah, kami memesan sate merah untuk masing-masing. Lalu ditambah dengan nasi putih dan extra sauce. Kami menunggu sekitar 15 menit sampai pesanan datang. Namun sembari bersiap untuk makan, tiba-tiba aku penasaran dengan menu teh tubruk dengan penyajiannya menggunakan mug lurik hijau zaman dahulu. Jadi, pada akhirnya aku memanggil pelayaan untuk menambah teh tubruk sebagai tambahan pesanan. Walaupun menambah pesanan ditengah-tengah, pelayan Sate Ratu tetap datang memberikan pelayanan terbaik kepada kami. Oh yaa, buat teman-teman yang ingin melihat menunya lebih detail, bisa akses disini yaaa.

Sekitar 5 menit kemudian, pesanan teh tubruk akhirnya datang. Satu paket teh tubruk berisi 2 gelas dan gula batu yang terpisah. Nggak langsung pergi, pelayan dengan ramah menjelaskan cara menuang dan menyajikan teh tubruk kepada kami. Gelas besar merupakan tempat daun teh diseduh. Kalau sudah mempersiapkan gula di gelas kecil, teh bisa dituang dari gelas besar dengan nggak membuka tutupnya, namun tetap diberi celah sedikit untuk menuang. Fungsinya, agar ampas daun teh nggak keikutan tertuang. Kemudian, teh langsung bisa di aduk agar gulanya larut. 


Penyajian dan Rasa
Menu yang pertama kali aku santap nggak lain adalah sate merah. Warna merah segar ditambah baunya yang enak banget, bikin ngerasa harus cepat-cepat buat mencicipi😋. Oh ya, satu porsi berisi 5 tusuk sate yaa. Mungkin terdengar sedikit, tapi jangan salah karena dagingnya dipotong gede-gede untuk ukuran daging sate pada biasanya. Jadi menurut aku, satu porsi sate merah memang dirancang sudah cukup untuk satu orang. Apalagi orang-orang cenderung menyantap pakai nasi, sudah pasti bikin kenyang makannya. Kalau soal rasa, perpaduan antara rasa manis dan gurihnya pas di lidah. Tapi ada yang kurang sih, yaitu penyajian sate merah yang nggak berkuah bumbu. Sedangkan sebelum-sebelumnya aku selalu makan sate yang disajikan dengan kuah bumbu sedikit. Tapi, mungkin itu memang ciri khas Sate Ratu yaa. Lagi pula, kalau ingin kita juga bisa pesan extra sauce di awal. Rate sate merah 9/10. 


Selain sate merah, teh tubruk juga nggak kalah menarik. Hal pertama yang membuatku penasaran adalah karena pada kebanyakan warung atau tempat makan, teh yang disajikan cenderung menggunakan teh celup. Padahal, teh tubruk bisa jauh lebih enak walau nggak instan karena harus disaring sebelum disajikan. Karena itu juga, orang-orang jadi lebih familiar mengkonsumsi teh celup dari pada teh tubruk. Walaupun begitu, Sate Ratu nggak kehabisan ide buat menjadikan teh tubruk untuk menarik perhatian pengunjung. Sebab selain minuman dingin, sate ratu hanya menjadikan teh tubruk sebagai pilihan minuman lain. Apalagi dengan menampilkan gambar setiap item di informasi menu, membuat teh yang biasanya hanya jadi menu pendukung menjadi menu yang juga disorot. Soal rasa nggak ada masalah, karena bisa meracik rasa manis sendiri dari gula batu yang sediakan terpisah. Rate teh tubruk 8,8/10. 

Tempat
Untuk ukuran tempat makan yang ramai dan sering dikunjungi banyak wisatawan, sate ratu memiliki tempat yang bersih dan nyaman. Ruangannya terbuka satu sisi yang dihadapkan dengan taman kecil. Sedangkan pada dindingnya dihiasi informasi menarik tentang sejarah berkembangnya Sate Ratu dan yang menarik adalah jejak pengunjung dari 86 negara. 




Gimana, jadi nggak ada alasan kan buat melewatkan Sate Ratu saat berkunjung ke Yogyakarta?

With love, Tara.
November 19, 2022 2 komentar

Melintasi sepanjang Jalan Malioboro bisa dijadikan pilihan ketika belum memiliki tujuan pasti di Yogyakarta, atau hanya sekedar jalan-jalan saja. Namun, nggak ada salahnya berkunjung ke salah satu destinasi wisata yang nggak begitu jauh dari Jalan Maliboro, Museum Sonobudoyo. Seperti namanya, Museum Sonobudoyo menampilkan banyak warisan budaya dan juga sejarah dari berbagai daerah di Indonesia. Hanya dengan menempuh jarak sekitar 1,6 km dari stasiun tugu, mampir ke tempat yang membuat kita berlibur sekaligus belajar bisa jadi opsi travelling yang tentunya nggak membosankan.


Sehari sebelum pergi me time di Yogyakarta, aku menemukan feed sebuah akun instagram Museum Sonobudoyo. Karena tertarik dengan informasi-informasi yang terlihat, keesokan harinya tanpa berpikir panjang aku memutuskan berkunjung ke Museum Sonobudoyo. Saat itu aku menggunakan layanan KRL dari Stasiun Solo Balapan menuju Stasiun Tugu Yogyakarta. Setelah keluar dari area stasiun dan sarapan pagi, sambil melewati sepajang Jalan Malioboro nggak terasa tiba-tiba hampir sampai di tujuan.

Jadwal Kunjungan
Museum Sonobudoyo buka terhadap kunjungan setiap hari, kecuali Hari Senin. Berikut jadwal detail waktu kunjungan Museum Sonobudoyo:

Selasa - Kamis : 08.00 - 15.30 WIB
Jum'at               : 08.00 - 14.00 WIB
Sabtu                : 08.00 - 15.30 WIB

Tiket Masuk
Untuk masuk museum hanya perlu membayar sebesar Rp 3.000/orang. Tiket masuk bisa dibeli ketika awal masuk gerbang museum yang pertama. 


Setelah membeli tiket, aku diarahkan masuk menuju pintu gerbang museum yang kedua. Saat masuk museum, awalnya disambut penjaga museum sambil dipersilakan cek suhu tubuh yang kemudian dipersilakan untuk melanjutkan kunjungan. Oh ya, untuk masuk ke dalam museum, pengunjung diperbolehkan mengambil gambar menggunakan kamera handphone, tapi nggak diperbolehkan mengambil gambar menggunakan kamera digital yaaa.

Arena Museum


Museum Sonobudoyo memiliki beberapa arena seperti pada petunjuk arah diatas. Saat aku berkunjung, sayang sekali nggak ada event apapun. Jadi hanya sempat mengunjungin museum saja. Kalau teman-teman nggak pingin ketinggalan dengan event-event yang diadakan, bisa pantau update informasi dari official akun Instagram Museum Sonobudoyo disini yaa. Event yang diadakan menarik-menarik loh, diantaranya ada kelas gamelan, live music, maupun pertunjukan wayang. 

Jelajah Ruang Museum
Jangan takut bosan ketika berkunjung ke Museum Sonobudoyo, sebab ada banyak ruangan-ruangan yang berisi warisan budaya maupun sejarah. Bersyukur saat itu bisa mengunjungi setiap ruangan, walaupun nggak belajar detail deskripsi setiap koleksi karena keterbatasan waktu. Ketika masuk ke dalam museum, awalnya akan bertemu dengan ruang pengenalan, kemudian ruang prasejarah, ruang klasik dan peninggalan islam, ruang batik, ruang wayang, ruang topeng, ruang jawa tengah, ruang emas, dan ruang terakhir adalah ruang bali. 




Segitu aja ceritaku jalan-jalan di Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Kalian juga jangan lupa mampir ya?
With love, Tara.
Agustus 23, 2022 No komentar

Remang-remang lampu malam itu, pesta kecil sahabat kita
Awalnya sulit, walau terus melangkah. Bersinggah pada kapal kecil di tengah ramai sorak dan tawa
Giat memberi atensi pada urusan sendiri.
 
Pukul dua puluh satu
Saat lembayung desa kian bertubi-tubi menderai
dan memaksa mereka tuk menepi di pinggir bahu
Aku menatap langit yang kusam. Bertanya membisu—mengapa tak kunjung usai, sedang bau air membuat pusing dan menggigil kencang.
Tak dijawab—hanya disamping mendekat.
 
Sudah pukul dua puluh satu,
Saat beribu tangan
menusuk daging di perapian. Juga segelintir kuas menoreh warna di wajah-wajah perempuan.
Tak luput pisau tajam tuk membagi roti bolu yang lezat.
Ah, kau pasti ingat!
 
dan sudah pukul dua puluh satu
Setelah waktu demi waktu tak kunjung bertegur
Hingga separuh lingkar berganti bulat penuh—mulai terisak dalam balutan petaka
Namun tak jua berpaling dari gemercik bintang
pada gradasi irismu yang kelam

With love, Tara.
Mei 12, 2022 No komentar

Nggak terasa sudah hampir 4 bulan menjalani tahun 2022 ini. Awal tahun yang banyak membuat cerita, mulai dari drama pertemanan akibat merantau dan tinggal bersama orang-orang yang baru saja dikenal, kehilangan orang tersayang, pasang surut di organisasi, maupun kejenuhan dan lika-liku mengerjakan skripsi. Diantara semuanya, aku ingin memulai ceritaku dengan kenangan istimewa selama 37 hari bersama orang-orang hebat yang baru aku temui. 

Malam itu, hari Selasa dipertengahan Januari, aku cukup terkejut dengan pengumuman penempatan lokasi KKN-ku. Sama sekali nggak nyangka akan ditempatkan di Kabupaten Kebumen yang merupakan daerah yang belum pernah aku kunjungi dan belum pernah aku ketahui kondisinya. Sebenarnya, Kebumen bukan daerah yang begitu jauh dari Solo. Tapi, karena sebelumnya aku sengaja mendaftar penempatan KKN di Solo agar bisa pulang-pergi ke tempat kos, saat itu aku nggak bisa terima kalau harus KKN di tempat yang membuatku harus stay di posko KKN sampai waktu KKN berakhir. 

Untuk pertama kalinya, aku tinggal bersama orang baru dalam jangka waktu yang lama. Awalnya mudah dan menyenangkan, satu dengan yang lain saling antusias untuk bercerita dan saling membantu. Minggu-minggu setelahnya, satu persatu masalah mulai datang. Mulai dari kehidupan sehari-hari, pertemanan, sakit yang menular, sampai pada suatu kondisi ingin bergegas pulang dari tempat KKN.

Nggak jarang ada yang mengeluh, marah, atau bahkan menangis. Seringkali juga ada kesalahpahaman yang membuat saat-saat lagi kumpul bareng nggak menyenangkan lagi. Mungkin yang paling terberat adalah ketika suasana rumah menjadi tegang dan bikin takut sendiri. Kalau diingat-ingat, saat menjalani momen tersebut rasanya nggak kuat. Walaupun, pada akhirnya bisa terlewati dengan baik-baik saja. Namun dibalik cerita-cerita yang terlihat sulit, ada berjuta kenangan manis yang membuat bahagia dan memberi pelajaran berarti. 

Banyak yang bilang kalau di tempat KKN, akan ada banyak hal yang harus kita paksakan untuk menyesuaikan lingkungan pertemanan. Buatku, kebiasaan-kebiasaan di pagi hari adalah yang paling berkesan. Selepas waktu Subuh, membersihkan rumah dan menanak nasi menjadi budaya baru. Terkadang kalau ingin masak, harus mempersiapkan bahan makanan yang didapat dari warung di ujung desa. Dan.. aku nggak pernah bosan dengan jalan-jalan pagi berkedok beli bahan makanan ke warung penjual sayur. Mungkin, udara pagi yang tertiup dari area sawah sepanjang desa adalah salah satu perbedaan lingkungan desa dan kota yang aku sukai. 

Hal lain yang sulit dilupakan adalah kumpul di ruang tengah untuk makan bersama. Tiga kali makan dalam sehari, tiga kali juga kita kumpul untuk bercerita tentang hal-hal random. Ada yang selalu menghabiskan makanan paling cepat, ada yang mengambil lauk paling sedikit untuk berkorban demi yang lain, ada yang ragu-ragu makan karena nggak suka pedas, ada yang diam-diam sambil memperhatikan gerak-gerik cara makan orang sekitarnya. Bahkan ada juga yang makan tapi nggak bisa lepas dari HP. Layaknya perbedaan kebiasaan saat makan, perbedaan karakter dan perilaku juga berlaku di hampir seluruh kegiatan.

Salah satu momen yang masih terkenang adalah di pertengahan Februari, momen ketika aku mendapat kabar duka bahwa nenekku meninggal dunia. Malam harinya menjelang jam tengah malam, teman-teman KKN-ku mengantarku ke stasiun di tengah kota. Masih teringat sampai sekarang kalau saat itu mereka nggak pulang  sebelum benar-benar menugguku sampai duduk aman di kursi kereta. Setelahnya dan keesokan harinya, banyak dari mereka yang menanyakan bagaimana kabarku di rumah. Aku nggak nyangka kalau dalam pertemanan yang masih terhitung singkat itu bisa mendapatkan kepedulian lebih selayaknya sudah berteman bertahun-tahun. Nggak ada kata lain selain bersyukur di pertemukan dengan teman-teman KKN yang nggak hanya baik sebagai teman, tapi juga saling peduli satu sama lain seperti keluarga sendiri. 

Pernah juga saat sedang hectic-hecticnya mengerjakan skripsi, bukannya mendapat kritik karena sempat nggak ikut kegiatan dan fokus menyendiri, mereka malah membawakan minuman dingin sambil memberi semangat. Rasanya nggak tau lagi mau mendeskripsikan gimana sweet-nya mereka ke satu sama lain. Mungkin banyak bentuk kepedulian yang nggak begitu terlihat dan hanya bisa dirasakan oleh masing-masing. Dan untukku, kepedulian sekecil apapun yang aku terima dari mereka adalah bentuk kenangan termanis dari cerita tentang 37 hari ini. 

Selain belajar tentang kehidupan sehari-hari bersama teman-teman, aku juga banyak belajar tentang hidup bermasyarakat. Apalagi dari kecil sampai dengan KKN ini, aku nggak pernah terlibat dalam kegiatan masyarakat secara langsung. Kalau biasanya presentasi di depan dosen dan teman-teman sesama mahasiswa, kali ini diharuskan untuk bisa belajar presentasi di depan masyarakat. Dan untuk pertama kalinya juga, aku memiliki kesempatan untuk mengajar adik-adik sekolah dasar. Walau kadang terasa melelahkan, tapi aku sangat suka dengan kegiatan ini. Rasanya bahagia bisa melihat mereka tekun belajar melalui semangat membaca buku.  


Pesan-pesan untuk sembilan teman baikku:
Untuk Ananda Restu, teman yang paling sering direpotin oleh sekelompok. Sampai akhir KKN nggak pernah nunjukin kalau lagi sedih, jadi bawaannya selalu ceria kalau dekat Nanda. Kadang terlihat seperti yang paling galak, tapi justru kenyataannya paling sayang ke teman-teman yang lain. Yang selalu tanya ada apa kalau melihat temannya lagi sedih. Yang selalu perhatian, yang selalu nyanyi saat kumpul di ruang tengah, yang selalu ngebawa suasana jadi nggak sepi lagi. Teman cerita Nabila ketika malam-malam keluar ke angkringan dekat balai desa. Nanda semangat skripsinya ya. Jangan lupa buat tetap ceria seperti biasanya! Sering-sering cover lagu di Instagram ya Nan! 

Yasin Nabil, teman yang paling jarang ngobrol denganku. Tapi sekalinya ngobrol, bisa banyak bahasan sampai kemana-mana. Seseorang yang dianggap paling cuek, padahal paling tau banyak hal karena ternyata diam-diam sering memantau keadaan teman-teman. Jangan lupa makan yang teratur tiga kali sehari. Setiap makan ambil porsi secukupnya aja ya biar nggak sakit karena kekenyangan. Oh ya semangat penelitian sambil bercocok tanam di kebun ya!

Tatasa Diva, teman cerita 24/7 selama masa-masa KKN. Teman yang terlihat pendiam, tapi kalau sudah akrab bisa cerita panjang lebar dengan bahasan yang nggak abis-abis. Teman yang paling sabar mau makan pedas setiap hari walaupun sama sekali nggak suka pedas. Teman kabur ke kota kalau sedang jenuh di rumah sampai berjam-jam lamanya. Kalau sudah jalan sama Diva, rasanya pingin terus muter-muter kota walaupun buta arah dan suka takut-takut di jalan. Semangat berjuang untuk skripsi tentang bakterinya ya Div! Jangan lupa juga buat rencana jalan-jalan kita!

Taufik Ardhiansyah, teman yang paling bisa baik ke semuanya tanpa pilih-pilih. Kalau dibilang pendiam juga pendiam walau nggak se-pendiam Diva. Kalau dibilang ramai juga ramai walau nggak se-ramai Nanda dan Ozin. Seseorang yang paling punya banyak fans bocil-bocil Desa Logede karena keidentikannya dengan kharisma bapak presiden. Jangan lupa membawa tolak angin, minyak kayu putih, atau rempah-rempah semacamnya ketika pergi-pergi jauh ya! Oh ya jangan lupa apapun makanannya, teh dandang adalah minuman terenak. 

Tarisa Azizah, teman KKN yang paling rajin, paling sabar, paling telaten dan keibuan. Terima kasih sudah sangat sabar menjadi teman satu kamar selama di Kebumen. Sesibuk-sibuk apapun di semester ini, jangan lupa sesekali menghirup udara pagi di dekat area persawahan ya. Sering-sering masakin orang, karena masakan kamu enak banget! Oh ya, semoga karir menjadi bendahara berlanjut sampai seterusnya yaa karena sepertinya kamu sangat menikmati peran ini. Ditunggu gelar S.T. -nya yaa Ris! Yang penting, jangan lupa banyak minum air putih, istirahat yang cukup, dan jalan-jalan sama dia.

Taufik Hidayat, yang paling jarang makan karena katanya makan dua kali sehari sudah cukup. Kadang-kadang bisa jadi yang paling ceria, kadang bisa jadi yang paling misterius. Nggak begitu banyak ngobrol selama KKN, justru baru akrab dan banyak sharing ketika akhir-akhir KKN. Oh ya, Hidayat punya satu hobi keren yang ditekuni dari dulu sampai sekarang, yaitu fotografi. Setiap ada spot bagus, nggak pernah luput memotret objek menarik itu untuk dibagikan di sosial media. Semangat penelitian tentang kualitas air di Boyolali ya! Semoga bisa segera lulus dan bisa tekun menjadi fotografer terbaik seperti yang kamu inginkan. 

Stella Maris, teman yang punya banyak bakat untuk dibagikan ke adik-adik di desa. Sangat berbakat menjadi penyiar radio, pemeran drama, pendongeng, bahkan guru. Seseorang asal Bogor ini juga enak diajak ngobrol karena selalu punya sejuta topik untuk dibahas. Selayaknya anak ilmu komunikasi, Stella nggak cuma pandai sharing-sharing, tapi juga pandai menjadi pendengar yang baik untuk teman-temannya. Mungkin karena sangat menjiwai sebagai anak ilkom (nggak tau relate atau nggak), hampir tiap hari Stella mendapat telpon dari teman maupun kerabat. Semangat skripsi tentang analisa filmnya ya! Kalau aku ke Bogor jangan lupa diajak jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. 

Syiva Levaza, yang paling-paling sabar dari semuanya. Ketua yang sering dibuat habis kesabaran oleh anggota-anggotanya tapi tetap memilih untuk diam dan senyum-senyum aja. Teman yang nggak pernah absen puasa sunnah, yang selalu rajin menyegerakan sholat, yang paling sopan dan ramah dengan warga desa. Karena mendalami peran sebagai ketua, saat kumpul untuk bahas program kerja Eza benar-benar pakai bahasa se-formal itu ke anggota-anggotanya. Semoga dilancarkan skripsinya dan bisa segera sukses buka usaha ya!

Taufiq Imtiyazurrozin, gitaris dan vokalis andalan kelompok. Teman yang paling peka ketika yang lain jenuh dengan mengajak jalan-jalan keliling Kebumen di akhir pekan. Teman yang terlihat paling santai, padahal ternyata punya banyak potensi dan ide-ide kreatif untuk membantu program teman-temannya. Memiliki jiwa seni hampir di semua bidang mulai dari seni rupa, seni musik, seni peran, dan bahkan seni memasak walaupun belum pernah ditunjukkan. Sama seperti yang lain, semangat skripsi tentang kayu-nya ya Pak Guru! Semoga kelak menjadi seniman yang berhasil, tapi yang terpenting jangan sampai lupa dengan teman-teman KKN ya!

Terakhir, jangan pernah lupain Nabila dan kenangan-kenangan di Kebumen ya! See you on top semuanya💗


With love, Nabila.
April 19, 2022 No komentar

Berjuta paus terbang melayang
Dikaitnya, seribu karang yang berjajar membentuk garis lengkung pada aurora pantul sang rembulan
Membelah samudera biru yang tenang
Mengukir asmamu

dan bilamana laut hanya setetes tirta yang menggenang pada alas cekung—semu tak bernyawa, redup tak berwarna
Bolehkah terbangun rel kereta ditengahnya?
yang tersusun akan labu cinderella1
serta prajurit pinguin dari ujung antartika
tak lupa bukit-bukit ilalang terbaik membentuk singgasana harpa
Berdering, mendengung namamu

Pun apabila hujan meraung kencang dalam setiap sudut tahta
yang merambat zig-zag pada rantai-rantai cemara2
Aku tak akan terbenam dalam malam
Sebab diri ini terdiam sunyi pada alas tikar terindah dalam deret kencana
Menghitung waktu, berharap jumpa dirimu

1Nama kendaraan di dongeng 'Cinderella'
2Jenis pohon

With love, Tara.
Januari 10, 2022 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About

Hi, welcome to my diary :)

Label

  • Academic
  • Personal
  • Puisi
  • Random
  • Review
  • Travelling

Popular Post

  • REVIEW BEDAK DINGIN BERASTAGI ASTAGINA (MY LOVELY PUBERTY-MATE)
  • JALAN-JALAN KE TAMAN SARI YOGYAKARTA
  • MENGENAL KHASIAT MINYAK WULUNG
  • JALAN-JALAN KE ICON KOTA SELONG LOMBOK TIMUR
  • WHAT'S IN MY CAMPUS BAG? (ENGINEERING STUDENT)
  • THE BEST THING IN 2024
  • THINGS I LEARNED AFTER 2+ YEARS GRADUATION
  • ANOTHER DAY IN BANDUNG: KULINER & WISATA SEJARAH
  • SHORT TRIP IN BANDUNG, FINALLY KE KOTA IMPIAN MASA KECIL
  • REVIEW Nu Skin ageLOC GALVANIC SPA (PERAWATAN DI RUMAH ALA KLINIK)

Archive

  • ►  2025 (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2024 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
  • ►  2023 (9)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Februari (2)
  • ▼  2022 (5)
    • ▼  November (1)
      • SATE RATU, KULINER WAJIB DI YOGYAKARTA
    • ►  Agustus (1)
      • JALAN-JALAN KE MUSEUM SONOBUDOYO YOGYAKARTA
    • ►  Mei (1)
      • PUISI: LIONTIN DI MATAMU
    • ►  April (1)
      • CERITA TENTANG 37 HARI
    • ►  Januari (1)
      • PUISI: ARUS SELAT SUNDA
  • ►  2021 (13)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2020 (30)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (9)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (3)

Contact Me

Nama

Email *

Pesan *

Follow Us

Community



FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates